enjoy in my blog guys!

Senin, 03 Desember 2012

Aku dan Kamu (pernah) menjadi Kita



 ini cerita cuma iseng-iseng aja kok, maaf kalo ada kesamaan tokoh dan ceritanya. happy reading guys!;)




Aku dan kamu menjadi kita sudah cukup bagiku, karena hanya itu harapku.
**
Malam itu memang tetap sama, masih ada bintang dan bulan di langit tetapi ada satu yang special,  malam itu aku dan kamu bersama. Aku ada tepat disebelahmu, menyenangkan rasanya. Nyaman yang kurasa.
“Dilangit emang banyak bintang yang bersinar, tapi…” dia tiba-tiba membuka pembicaraan setelah lama memandang langit malam itu “Dihati aku Cuma kamu yang bersinar terang,”
Untungnya waktu itu malam hari, jadi dia tidak perlu melihat muka ku yang sudah merona. Seperti ini kah namanya cinta?
**
Pagi itu seperti biasa dia datang ke rumahku dan kita berangkat bersama-sama ke sekolah. O iya, namanya Aji. Lebih lengkapnya Patriaji Maulana, laki-laki yang sudah menjadi kekasihku dua bulan yang lalu.
Dia langsung menyuruhku untuk naik ke dalam mobilnya, setiap hari kami melewati jalan yang sama. Menelusuri jalanan Jakarta yang selalu macet. Tapi, karena ada dia semuanya jadi indah.
Setelah sampai di sekolah dia mengantarku sampai di depan kelas, kelas kami memang berbeda. Langsung saja aku masuk dan duduk dibangku ku. Tumben hari ini teman dudukku belum datang, biasanya dia selalu datang lebih awal daripadaku.
“Nyariin gue yaa?” tiba-tiba seseorang mengagetkan ku.
“Ahh dasar fira!!” dia fira salah satu sahabatku, kami saling mengenal sudah lama. Dia mengerti sikapku, menerima semua kekuranganku, dan yang pasti merestui hubunganku dengan Aji.
“Ehh barusan ketemu Aji di depan, cuek banget dehh dia disapa,” ocehnya.
“Yaaa kamu tahu sendiri kan dia  gimana orangnya,”
“PR fisika sudah jadi nggak? Kalo sudah nyontek yaa,”
Ishhh! Fira, dia lupa yaa kalo aku sangat membenci pelajaran itu!! Langsung saja kutunjukkan muka masamku. Yang aku lihat hanya cengirannya saja selanjutnya.
**

Cinta tak bisa muncul sendirian
Setiap ada Aku yang mencintai akan memerlukan Engkau yang dicintai
Apabila kilat cinta telah menyambar hati yang ini,
ketahuilah bahwa ada cinta dalam hati yang lain
**
Sore ini Aji mengajakku jalan-jalan kesebuah mall yang cukup terkenal. Disana kami langsung menonton film yang baru keluar. Sebelumnya kami sudah membeli sedikit popcorn dan minuman dingin, Aji selalu menggandeng tanganku kemana dia pergi.
“Kamu akan aman jika terus berada disampingku,”
Kata-kata yang selalu dia ucapkan setiap kami akan pergi ditempat keramaian, aku memang orang yang kurang suka dengan keramaian. Mungkin dia mengira dengan kata-kata itu, aku menjadi lebih tenang.
Setelah dari bioskop kami pergi ke sebuah café yang biasa kami kunjungi sekalian makan malam –mungkin-.
“Nis, boleh nanya sedikit?” akan ada pembicaraan serius sepertinya. Aku hanya menjawab dengan anggukan.
“Kalo misalnya Aji deket sama cewek lain, Anis gimana?”
Kenapa dia harus bertanya masalah yang seperti itu? Seharusnya dia sudah pasti tahu apa jawabannnya.
“Menurut Anis sihh boleh-boleh aja asalkan nggak berlebihan,”
Nggak! Bukan itu sebenarnya jawaban yang tepat! Mengapa susah sekali keluar dari mulutku!
 Tapi biarlah aku juga percaya dengannya, dia tidak mungkin berpaling dariku. Dia hanya menampakkan senyuman manisnya dari sudut bibirnya, senyuman yang teduh.
Setelah acara makan malam berdua, dia langsung mengantarku pulang. Sampai di depan rumahku dia hanya berpesan untuk tidak tidur larut malam, lalu melambaikan tangannya dan melesat pergi. Aku menunggu hingga mobilnya hilang dari pandanganku.
**
            Hari ini hari Minggu biasanya Aji mengajakku jalan-jalan, atau sekedar mengitari taman komplek rumahku. Tapi hingga jam satu siang smsnya belum juga muncul, ku niatkan untuk menghubunginya terlebih dahulu.
            Berkali-kali ku sms tak ada jawaban, di telpon hanya suara operator yang ku dengar. Kemana anak ini?
**
“Maaf yaa kemaren Aji ada acara keluarga makanya gasempat buat hubungin Anis,”
“Oh gitu, iya nggak papa juga kok. Ntar temenin Anis beli buku bisa?”
“Oke! Sekalian kita mampir ke kedai ice krim. Sudah lama nggak kesana.”
“Pulang sekolah aja yaa?” dia haya mengangguk dan kembali masuk ke kelasnya.
**
            Aku hanya menunggu Aji di dalam mobil, antrian di kedai ice krim sangat ramai hari itu. Iseng-iseng aku membuka setiap laci yang ada di dalam mobil Aji.
Ternyata dia banyak menyimpan foto kita saat berlibur ke kebun teh sambil berkemah minggu lalu.
Ada fotoku yang sedang berdiri di tengah-tengah kebun teh, fotonya yang sedang bermain gitar. Yang paling kusuka foto kami saat berpegangan tangan di depan api unggun.
            Tunggu! Ini foto siapa? Seorang perempuan dengan syal berwarna merah jambu sedang duduk di tepi sungai, pandangannya tidak mengarah ke kamera lebih focus menghadap aliran sungai. Alhasil aku tidak dapat melihat jelas wajahnya, dibalik lembaran itu terlulis namanya, dan sesuatu yang sangat tidak aku sangka!
**
Sepanjang perjalanan pulang aku hanya terdiam sambil melihat keluar jendela. Aji mengetahui sikapku yang dingin waktu itu, dia bertanya ada apa, aku hanya mejawab kelelahan karena seharian berkililing. Apa dia tidak mengira kalau itu semua gara-gara foto perempuan itu? Aji nggak bisa peka!
**
“Anis ada apa? Kenapa suka ngelamun gitu sekarang?” dia tiba-tiba bertanya saat kami duduk di taman belakang sekolah.
“Anis biasa-biasa aja kok,” aku menyangkal, Tuhan! Apa harus sekarang aku ungkapkan padanya?
“Jujur sama Aji,”
Dan dengan keberanian yang masih sedikit ku utarakan isi hatiku yang tak karuan dari kemarin.
 “Waktu kita pergi ke kedai ice krim, Anis sedikit ngebongkar laci yang ada di mobil Aji….” Ku tarik napas panjangku agar lebih tenang.
“Lanjutin dong,”
“Anis nemuin foto cewek disana,” “Dia siapanya Aji?”
            Aji kaget mendengar ucapanku. Dia tampak bingung ingin menjawab apa.
“Namanya Caca kan? Kenapa Aji nggak cerita kalo Aji udah jadian lebih dulu sama dia? Udah setahun lebih yaa? Di foto itu masih ada kok tanggal kalian jadian. Ada tulisan tangan Aji juga “Peri Bintang” katanya.”
Ku jelaskan semua yang kulihat saat itu, tak kuasa sedikit demi sedikit air mata itu keluar. Mungkin begini yaa rasanya sakit hati? Ahhh kenapa aku mesti jatuh cinta kepada lelaki yang sudah terikat dengan perempuan lain?
            “Caca itu…”
            “Dia pacanya Aji sebelum Anis kan? Dan kalian masih pacaran sampai sekarang. Berarti Anis orang ketiga dong? Anis baru ngerti sekarang pertanyaan Aji waktu itu,”
            “Nis….”
            “Mungkin hubungan kita sampai sini aja dulu yaa, Anis nggak mau jatuh terlalu dalam lagi. Kalo misalnya ntar Aji putus sama dia, Anislah penyebabnya. Maaf yaa Anis udah masuk ke kisah cinta kalian, semoga kalian bahagia,”
Aji nggak bisa ngomong apa-apa dia hanya diam mendengar semuanya dengan kepala tertunduk, hingga aku pergi dia tidak menoleh atau memanggil namaku. Dia masih menunduk.
**
Sungguh indah jika membayangkan kenangan,
tapi sulit untuk menerima keadaan.
Sulit menerima bahwa nyatanya semua cerita itu tak mampu terulang.
Hanya tersimpan indah pada buku berjudul
“Kenangan”
**
Dulu aku berharap, Aku dan Kamu bisa menjadi Kita dan selamanya.
Tapi, nyatanya, Aku dan Kamu (pernah) menjadi Kita,
 tapi tidak untuk selamanya   

                                                                         Created by: Raufina

2 komentar:

  1. keren ceritanya fir ;)
    hmm klo bikin lgi, tokohnya tu fira ma Ab.F yo!!
    hehe :D =D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe nakasi ima:)
      insyaallah kalo ada waktu buat lagi:D

      Hapus