enjoy in my blog guys!

Jumat, 16 November 2012

biografi shilla

Ashilla Zahrantiara atau biasa disebut Shilla (lahir di BantenIndonesia25 Februari 1997; umur 15 tahun), Shilla adalah Idola remaja dan juga sebagai aktris, model dan penyanyi asal Indonesia. Dikenal juga sebagai motivator dan inspirator bagi kalangan remaja. Fandom Shilla adalah Shivers (ShillaFevers), banyak juga masih beranggapan Shivers (Shilla Lovers).
Biografi Ashilla Zahrantiara
Anak pertama dari 3 bersaudara ini mempunyai dua adik yaitu: Shanindya Naurashalika dan Keynaya Sharlakhayyirah. Bakat Shilla di bidang seni sudah telihat sejak ia masih kanak-kanak, khususnya bidang musik. Terpicu dengan kegemarannya bernyanyi sejak usia 3 tahun dan keberadaan instrumen musik seperti piano dan gitar akustik di rumah membuat bakat Shilla dalam bermusik terbentuk secara alamiah. Kecintaan dan kesukaan terhadap bidang musik, serta untuk tampil didepan publik tak lantas turut dipengaruhi oleh keluarganya. Akan tetapi lebih karena karakter Shilla yang tidak mau mengalah dan pantang menyerah. Oleh orang tuanya Shilla lalu diarahkan untuk belajar khusus vokal kepada penyanyi Happy Pretty (Vokalis dan peniup terompet terkenal era 80-an). Kebetulan juga, ayah Shilla punya hobi menyanyi. Shilla diajarkan berbagai latihan teknik vokal dengan penuh disiplin. Tidak hanya itu, Shilla juga berlatih bermain alat musik lainnya dengan pengajaran khusus dan juga sempat belajar di Purwacaraka Music Studio
Dibandingkan dengan alumni Idola Cilik lainnya (dalam Blink). Shilla memang tidak seperti Ify atau Sivia yang tak hanya hebat dengan kariernya tetapi juga selalu mendapat peringkat di sekolahnya dan bahkan matang dalam pemikiran, Shilla justru biasa-biasa saja. Yang menjadikannya berbeda adalah kepopuleran di dunia maya. Pasca mengikuti acara pencarian bakat Idola Cilik, mulai dikenal publik dan menjadi Idola Indonesia, pada tahun yang sama (Nopember 2008) lahirlah Shivers (Shilla Lovers) dan disusul Shiters (Shilla Haters). Kemudian mulailah merambah ke iklan. Pada 2010, semakin populer karena sangat aktif dalam media sosial, terutama di jagad Twitter, ikut serta dalam acara kuis di televisi dan juga beberapa Gathering / Temu kangen dengan Shivers. Dan juga ambil bagian dalam Musikal Laskar Pelangi sebagai Sahara. Dan kemudian sebelum Shilla bergabung dengan Blink, selama menempuh pendidikan di Binus International School Serpong, yang mana Shilla mau tidak mau harus mengikuti kurikulum internasional. Shilla dan teman-temannya membentuk band kecil yang bernama Avengers sebagai sarana untuk penyaluran bakat bermusik. Dengan susunan, Shilla (vokalis), Fauzan (gitar), Bobby (bass) dan Tevin (drum). Kemudian menjadi kontroversial sekaligus semakin melambung pada 2011 karena pertengahan 2011 mencoba kembali memulai peruntungan karier bermusiknya dengan bergabung dalam Blink dan menyanyikan beberapa lagu yang kemudian diunggah ke Youtube, dan juga tulisan-tulisan lewat akun Twitter serta blog pribadinya dan seputar tanya jawab melalui akun Formspring, disatu sisi pemikirannya sangat-sangat dewasa, namun juga labil. Selain karier Shilla kian fenomenal dengan membintangi sinetron Putih Abu-Abu dan Konser Istimewa Putih Abu-Abu, kemudian duet bersama Last Child, tatkala Blink didapuk membacakan nominasi pada gelaran SCTV Music Awards 2012. Dia juga sempat menjadi Trending Topic Twitter untuk tingkat WorldWide.
[sunting   ]Sisi Lain Ashilla Zahrantiara
Shilla merupakan artis yang selalu membawa tren baru anak muda di dunia maya, khususnya dalam hal pengenalan terhadap diri, baik itu cara mengendalikan diri, berinteraksi dengan orang lain, maupun hal-hal lainnya. Sementara melalui penampilannya di atas panggung hiburan dan ekspresi wajah yang lucu baik dalam video musik dan/atau sinetron, secara langsung telah memopulerkan berbagai keunikan yang khas, dari sederhana hingga mewah. Shilla juga merupakan artis yang terbuka mengenai kehidupan pribadinya di media sosial, selama tidak menyangkut hal yang sangat pribadi. Sering diterpa gosip menjalin hubungan khusus dengan sejumlah nama, namun sering kali dia jawab dengan mengambang. Dan dalam menanggapi komentar negatif mengenai dirinya, Shilla sering berkata: “makasih (terima kasih)”.
Dikenal sebagai seseorang yang kontroversial oleh kalangan yang sudah mengenal secara dekat maupun yang tidak, terutama dikalangan Shivers (Shilla Lovers) dan Shiters (Shilla Haters) yang adalah sebutan bagi para fans Shilla yang tergabung dalam ShillaFevers atau biasa disebut Shivers, dimana kadang basis fansnya (negatif dan positif) tersebut seringkali berbeda pandangan tentang Shilla. Mulai dari ketenarannya di Blink bersama Shivers, sampai berbagai motivasi dari Shivers untuknya, sampai-sampai para Shivers mendedikasikan sebuah buku untuk Shilla yang berjudul Cuap-cuap Shivers, disamping Haters terbanyak. Di dalam Blink, Shilla lebih dikenal luas oleh kalangan remaja Indonesia, karena dia selalu bersikap memberikan yang terbaik ketika diatas pentas meskipun dibelakang panggung kebalikannya dan juga selalu berterus terang apa adanya terhadap kejadian yang tengah dirasakan. Ia juga memiliki pengikut terbanyak di Twitter dari personel-personel Blink yang lain. Shilla juga sering masuk Trending Topic Twitter karena Shivers sangat kreatif membuat Hastag tentang Shilla dan menjadikannya Trending Topic. Karena terlalu terbuka dengan fansnya Shilla memberitahu hal-hal yang kerap kali bergesekan dengan pemikiran banyak orang tentang sesuatu hal, seperti halnya ketika dia menyatakan tidak menyukai Girls' Generation hanya karena mantan pacarnya lebih menyukai Yuri (anggota Girls’ Generation) yang efek samping lainnya membuat dia dicemooh oleh SONE (fans dari Girls’ Generation). Namun sekarang Shilla menjadi fans dari beberapa anggota Girls Generation. Meskipun kidal, Shilla tetap makan dengan tangan kanan, meskipun kadang dia lupa dan lebih nyaman menggunakan tangan kiri. Selain itu dia tidak merasa cantik meskipun dia mengakui sebagai seseorang yang narsis dan menyukai angka 9. Lagu favoritnya adalah Could It Be dari Raisa. Dan ia adalah penggemar berat Justin Bieber, sampai-sampai dalam foto akun Twitternya Shilla menyunting foto dirinya bersama Justin Bieber. Ketika datang ke konser Katy Perry tahun 2012 di Indonesiabeberapa waktu yang lalu, ia memakai baju lengan panjang dari penggemarnya. Ia tidak suka bau duren, sayur dan juga buah.
Berdasarkan arti nama, Shilla berarti udara - Zahra berarti bumi - Tiara berarti sesuatu yang indah di kepala. Direncanakan pada awalnya bernama Ashilla Zahranti, akan tetapi karena kepalanya lonjong maka jadilah Ashilla Zahrantiara.
Terkadang melalui celotehan dan sikapnya, Shilla sering memberikan ilmu yang tidak semua orang dapat mengerti, seperti halnya dia pernah menulis We can’t change situation. If you try to avoid it, sooner or later, you’ll still know the facts 
sumber :http://nuurfathinah.blogspot.com/2012/06/biografi-ashilla-zahrantiara.html

shllz







masalah remaja saat ini

Sebenarnya, apa sih masalah yang sering membuat gundah remaja???? Kalau ditanya, banyak yang hanya mendelikkan mata, angkat bahu atau menggelengkan kepala. Entah karena malas untuk dipikirkan atau pun terlalu rumit untuk dijawab. Tapi secara umum, ada beberapa hal jika diuraikan :

1. Problem dengan teman
Remaja sering dipusingkan dengan teman-teman sendiri. Di satu pihak mereka sangat butuh teman untuk jadi tempat curhat, ketawa ketiwi, rame bareng, main, gaul, atau jadi kebanggaan tersendiri kalau bisa gabung dengan teman-teman itu. Tapi di lain pihak, teman-teman yang sama bisa jadi persoalan ketika mulai ada ketidaksamaan yang sulit dijembatani tanpa menipu diri.

2. Problem cinta
Jatuh cinta tidak selalu berjuta rasanya, karena banyak lika liku yang dihadapi. Jangan anggap remeh urusan patah hati, karena moment itu bisa membuka pintu berbagai persoalan yang selama ini ditekan, disembunyikan, diabaikan, dsb. Dengan catatan, jika di masa sebelumnya, remaja sudah punya persoalan tersendiri yg kompleks tapi di-repress habis.

3.Problem akademik
Setiap remaja pasti ingin naik kelas, bahkan kalau bisa jadi juara. Tapi tidak mudah dapat nilai baik, selain pelajarannya sulit, disiplin diri lebih sulit lagi. Bellum lagi kalau banyak tugas kelompok dan tugas praktikum bagi yang sudah di SMU atau kuliah.kompetisi di sekolah, bisa menjadi motivator namun ada yang menganggapnya sebagai ancaman.

4. Problem dengan orang tua dan anggota keluarga lain
Generation gap membuat komunikasi anak dengan orang tua sering on off bahkan kurang nyambung. Beda perspektif, beda pendapat, beda kesenangan, beda kebiasaan, dsb. Selain itu, remaja sering bersitegang dengan orangtua, merasa kurang dimengerti dan terpaksa nurut karena takut. Belum lagi jika orangtua atau anggota keluarga lain yg serumah mengalami masalah berat sampai berpengaruh pada yang lain.
5.Problem diri sendiri

Remaja sering bingung dengan diri sendiri. Keinginan banyak, realisasi kurang.remaja juga sering bertanya, “kenapa kok aku beda dengan dia?” “Kenapa aku selalu nggak PD ?” “Kenapa sih aku selalu berubah-ubah? Kenapa emosiku tidak stabil?” Dan masih banyak persoalan yang berakar dari dalam diri.
Mekanisme Pertahanan Diri

Tentu tidak mudah menangani problem 5 dimensi. Jangankan remaja, orang dewasa sekalipun banyak yang tidak sukses mengelola problem-problem tersebut. Tidak jarang, cara-cara yang dilakukan untuk mengatasi problem malah menimbulkan problem baru.
Krisis dan masalah sering membuat perasaan kita jadi tidak enak, gelisah, sedih, marah, dsb. Hampir dipastikan ada reaksi spontan dari dalam diri untuk mengatasi ketidaknyamanan itu. Mulai dari tindakan ringan sampai ekstrim. Masalahnya, apakah tindakan itu menyelesaikan masalah, atau sekedar mengobati perasaan; atau keduanya, atau tidak keduanya – alias, tidak menyelesaikan masalah dan tidak juga mengobati perasaan.
Beberapa cara yang umum dilakukan saat remaja mengalami krisis :
  • Makan, nonton, jalan-jalan
  • Mengurung diri and do nothing, hanya melamun, menangis, mengkhayal
  • Marah-marah, berantemin orang-orang dan melampiaskan emosi pada orang lain atau pada benda-benda di sekelilingnya
  • Makin gencar ollah raga dan aktivitas fisik lainnya, seperti renang, tennis, lari, bersepeda, naik gunung, martial art, dsb
  • Tidur
  • Curhat dengan teman,sms, fb-an, menelpon sana sini
  • Baca buku, prakarya (artcraft), main musik, ciptain lagu dan syair, bikin puisi, menggambar, membuat kue, memasak, berkebun, menulis buku harian, dsb
  • Beres-beres dan bersih-bersih
  • Merokok
  • Mabuk-mabukkan dan menggunakan narkoba
  • Mengurus hewan peliharaan
  • Mengurus / utak atik mekanik mobil, motor atau mesin atau bahkan bikin perabotan kecil-kecilan
  • Self-sabotage /sabotase diri, seperti tidak makan, tidak mau belajar, tidak sekolah/kuliah, tidak mau mandi, dsb
  • Pornografi dan gameografi
Masih banyak reaksi tindakan lain, namun kalau dikategorikan sebenanrnya hanya ada 2 macam : destruktif atau konstruktif. Yang destruktif jelas merugikan diri sendiri dan sudah tentu merepotkan orang lain; sebaliknya, yang konstruktif memberikan efek positif paling tidak bagi diri sendiri. Emosi surut, ada hasil yang bisa dinikmati pula, apalagi jika orang lain juga kena manfaatnya.
Masalahnya, tidak semua remaja bisa punya cara konstruktif. Jaman sekarang ini, kegiatan positif seperti mengerjakan hobi dan ketrampilan, sepertinya sudah banyak ditinggalkan, dan diganti dengan hang out untuk sekedar jalan-jalan, nonton, gossip, main game dan on line game, browsing internet, atau tidur-tiduran. Tanpa sadar, miskinnya kegiatan ini membuat remaja bukan saja jadi malas, tapi jadi nggak percaya diri ketika berhadapan dengan masalah.
Tentu saja mereka-mereka ini mudah panik dan cemas, takut dan bingung kalau tiba-tiba kena masalah. Biasanya, mereka mencoba mengandalkan bantuan teman-teman; ya kalau punya teman. Celakanya kalau tidak punya teman, mau bicara sama siapa? Mau minta tolong sama siapa? Yang punya teman pun belum tentu problemnya bisa beres karena teman-teman mereka kebanyakan berkebiasaan yang sama. Makan, nonton, jalan, shopping, gossip, gaming, nongkrong..solusi apa yang bisa muncul dari situ? Hiburan sesaat mungkin ya, tapi bukan solusi. Bahkan kalau dipikir panjang, kebiasaan-kebiasaan itu kan mahal, butuh biaya. Jadi bisa kebayang, kalau reaksi tindakan tersebut bakal tidak efektif selain mahal, juga tidak memberi jalan keluar.
Sementara, remaja-remaja yang punya kebiasaan dan kegiatan konstruktif, menyalurkan emosi dan keresahan pada kegiatannya tersebut. Secara psikologis, ketika emosi tersalur dengan cara dan media positif, tidak sekedar membantu menenangkan pikiran, meredakan ketegangan dan menurunkan stress. Kegiatan konstruktif justru membantu otak membuka kebuntuan-kebuntuan alternatif. Dikala emosi disalurkan dan dikelola secara positif, otak tetap aktif bekerja sehingga sering kita menemukan jawaban atas pertanyaan diri, menemukan insight atas masalahnya, melihat makna dan tujuan, bahkan melihat beberapa alternatif jalan keluar yang bisa dicoba. Maka, lain halnya, kalau badan dan otak di pasif-kan.
Apa akibatnya kalau masalah dibiarkan berlarut-larut?

Beberapa keluhan yang sering dialami remaja, seperti sulit konsentrasi, kehilangan motivasi dan semangat, nilai pelajaran turun, dijauhi teman, makin suka mengkhayal dan berfantasi, terlibat hubungan homoseksual atau lesbian, kecanduan minum atau drugs, pornografi, onani/masturbasi, depresi, hingga terlibat tindakan yang bisa membahayakan jiwa dirinya seperti ingin bunuh diri atau membahayakan orang lain, seperti agresi. Masalahnya, dengan tidak melakukan apa-apa, masalah tetap ada bahkan bertambah kompleks karena ketambahan masalah harian lain. Nah, kalau sudah begini, tentu saja remaja merasa masalah lebih besar dari dirinya. Remaja makin merasa terbeban, tertekan, inferior dan stress. Kerentanan ini lah yang menyebabkan remaja gampang sekali kena bujuk entah ikut kelompok radikal atau terjerumus dalam tindakan melanggar hukum, serta terjerat lingkaran narkoba.
Menghadapi pertanyaan orang tua, terutama, menjadi masalah yang luar biasa besarnya. Remaja jadi kian sensi jika orang tua mulai khawatir dan sering memberi wejangan. Yang sering terjadi, remaja merasa orang tua tidak mau mengerti, sementara orang tua merasa anaknya tidak mau terbuka. Komplit sudah masalahnya!
Mencari jalan keluar

Hubungan yang pura-pura baik (karena seolah terlihat harmonis di luar), lebih sering mengalami jalan buntu ketimbang jalan keluar, karena sama2 memaksakan kehendak dan jalan pikirannya sendiri-sendiri, teori dan asumsi masing-masing. Pun jika ada salah satu pihak yang mengalah dan nurut, motivasinya untuk menghindari pertengkaran dan resiko lain. Jadi, bukan menyelesaikan masalah, tapi menunda masalah dengan cara mendem jero, atau di repress. Nurutnya remaja dengan cara mendem jero, sangat tidak sehat bagi remaja itu sendiri dan hubungan dengan orang tua maupun teman-teman.

Selain memendam beban perasaan kesal, sakit hati, kecewa, remaja juga memendam keinginan, ide-ide yang kalau dieksplorasi bisa membawanya pada solusi betulan, yang dibutuhkan; bahkan bisa membuatnya jadi kuat karena menemukan identitasnya lewat pengalaman-pengalaman ketika krisis.Tapi karena tidak berani menyatakan sikap dan mengambil resiko, pilihan untuk submisif dan nurut adalah yang termudah. Setelah beberapa waktu berlalu, bisa berminggu, berbulan atau bertahun, baru terlihat kalau ternyata masalahnya tidak selesai dan mentalitas sang remaja malah makin lemah karena makin tidak berdaya dan makin tergantung pada orang lain, tidak berani berinisiatif dan bereksplorasi.

Keadaan ini bisa lebih parah jika remaja tidak punya hak bicara dan menyatakan pendapat. Tapi tidak selamanya begitu, ada juga remaja yang sudah diberi hak apapun, tetap tidak mau dan malas berinisiatif dan berusaha karena takut susah, takut salah dan takut sakit (emotional pain). Kondisi yang pertama, bisa membuat remaja kian frustrasi, stress, depresi, bahkan mengalami problem psikologis atau jadi apatis dan fatalistik. Kondisi kedua, membuat remaja malas, juga apatis, pathetic, depresi bahkan bisa jadi antisosial. Bayangkan saja, dilimpahi segala macam, tanpa diharuskan bertanggung jawab atas setiap tindakannya. Remaja jenis ini, menggadaikan freedom and liberty – menurut istilah Erich Fromm, “escape from freedom”, menggadaikan kemerdekaan jiwa demi kenyamanan semu. Inilah yang membuat jiwa ‘mati selagi hidup’.

Oleh karenanya, keterbukaan adalah pintu gerbang untuk berbagai alternatif solusi yang tersedia. Remaja sering merasa ‘tak punya pilihan lain’ padahal karena memang belum pernah atau tidak mau menengok ke sudut lain. Ada juga yang begitu lantaran tidak pernah diajarkan dan di encourage untuk mencoba menjalani hidup dan memandang diri sendiri dengan cara yang berbeda dari kebiasaan. Jadi, bayangkan saja jika hidup remaja hanya diwarnai dengan 2 hal hitam putih, buruk baik, susah atau enak, begini atau begitu, bagaimana remaja tidak gampang stress dan frustrasi kalau ketimpa krisis?

Apa yang bisa dilakukan remaja jika dirinya mengalami masalah?

1. Diskusikan dengan orang yang tepat
Teman tidak selalu pihak yang tepat, apalagi jika hanya mengkonfirmasi hal-hal yang ingin di dengar. Teman seperti ini, hanya menambah pikiran dan beban emosional, tapi belum tentu punya solusi. Carilah orang yang mungkin saja punya pendapat dan jalan pikiran yang beda. Perbedaan itu membuat otak berpikir kritis dalam membaca persoalan, sehingga sedikit demi sedikit diperoleh gambaran yang obyektif akan apa yang sebenarnya terjadi. Cara ini membantu menentukan tindakan apa yang sebaiknya dilakukan.
Hanya, ada catatan penting, bahwa pola ini efektif membawa hasil jika ada kerendahan hati untuk mau mengakui dan bisa melihat sikap/tindakan diri sendiri yang menyebabkan terjadinya masalah. Sikap defensive, membuat apapun saran dan tawaran solusi, mental. Sebaliknya, sikap defensive, baik itu berupa keengganan menerima kritik, malu kalau kelihatan kurangnya, sehingga menutup diri atau diam-diam saja seolah tidak terjadi apa-apa, membuat masalah tidak selesai, meski dengan berlalunya waktu. Waktu tidak menyelesaikan persoalan.

2. Lakukan tanggung jawab kita
Tanggung jawab harian kita, adalah obat mujarab bagi setiap persoalan. Tanpa kegiatan, energy stuck, pikiran buntu, emosi membludak, kecemasan meningkat, kecurigaan dan pikiran negatif bertambah. Jadi, apa yang harus dilakukan, lakukanlah sebaik mungkin, seoptimal mungkin, bukan demi orang lain, tapi itu adalah anak tangga menuju jalan keluar dan kunci memelihara stamina mental serta memberikan therapeutic effect. Jadi, jangan hindari apalagi hentikan kegiatan yang jadi tugas kita dengan dalih ‘sedang tidak mood’.

3. Jalani hobi dan kegiatan positif
Seperti uraian di atas, menekuni hobi adalah kegiatan nurturing our soul. Melepaskan tekanan, mengelola emosi dan menenangkan batin. Kita bisa berdialog dengan diri sendiri dan bahkan mendengarkan petunjuk bijak Tuhan, justru saat asik mengerjakan hobi.

4. Berinisiatif untuk mencari solusi dan realisasikan dalam tindakan
Bergerak dan mengusahakan sekecil apapun tindakan, akan membawa perbedaan besar. Meskipun usahanya mentok, bukan berarti gagal, malah memberi pengetahuan baru bahwa perlu cara lain untuk melangkah berikutnya.

5. Membuka diri, mau melihat sisi lain
Ibarat belajar, jangan hanya membaca dari 1 buku atau 1 orang dan menganggap itu satu-satunya yang paling baik dan benar. Coba cari teori dan penjelasan lain tentang masalah yang dihadapi, bisa dengan bertanya pada profesional yang accessible, baik secara langsung maupun tak langsung (lewat email/internet) banyak web site yang menyediakan informasi yang dibutuhkan remaja untuk membantunya memahami, apa sih yang sebenarnya terjadi.

6. Membuka akses komunikasi yang baru
Membuka jalur-jalur komunikasi yang baru, merintis jalur kegiatan baru dan membuka diri terhadap orang-orang yang punya kepribadian positif. Remaja bisa banyak belajar dari orang-orang yang jauh lebih matang dalam kepribadian dan pengalaman; karena orang-orang itu juga pernah jadi remaja dan mengatasi kompleksitas kehidupan mereka saat itu.

7. Merubah kebiasaan
Tanpa sadar, banyak dari kebiasaan dan rutinitas yang malah memacetkan pertumbuhan kedewasaan dan penemuan diri. Rutinitas memang membuat nyaman, tapi jadi tidak sehat kalau kita takut merubah kebiasaan hanya karena takut kehilangan kenyamanan atau cemas menghadapi ketidakpastian dari sesuatu yang baru.

8. Berhenti meracuni diri sendiri
Banyak orang yang ketika sedang emosional, punya kebiasaan meracuni diri sendiri. Merokok, minum, narkoba, bahkan overeating atau malah tidak mau makan sama sekali, adalah tindakan meracuni diri. Tidak hanya itu,entertaining asumsi buruk, kecurigaan terhadap orang lain, berpikir negative tentang diri sendiri, memendam marah, sakit hati, sedih, benci dan iri, adalah bentuk lain dari meracuni diri. Berbagai hal itu perlu di kelola dan di buang dengan cara yang tepat dan sehat, supaya tidak berdampak negative buat diri sendiri maupun orang-orang di sekeliling kita. Istilah kerennya, GIGO – garbage in, garbage out. Kalau yang dimasukkan buruk, maka yang keluar juga buruk, pikiran buruk akan menghasilkan tindakan buruk, tindakan buruk akan menghasilkan reaksi buruk dari sekeliling. Mulailah bertindak selektif, kalau tidak positif – ya untuk apa di lakukan kalau nantinya hanya merugikan diri sendiri, apalagi orang lain.

9. Berpikir Positif
Prinsip yang harus di yakini, bahwa selama hidupnya, manusia pasti menghadapi masalah karena dari masalah kita belajar menjadi bijak, pandai dan dewasa. Jadi, krisis dan masalah bukanlah akhir dari segalanya, tapi awal dari perjalanan, bekal dalam menempuh petualangan hidup. Carilah segi positif dari masalah yang sedang dihadapi, pasti ada manfaat di balik semua ini. Orang mengatakan “blessing in disguise”.

10. Bantulah orang lain!
Setiap orang pasti punya masalah, berat ringannya tergantung persepsi dan kemampuan masing-masing. Kita suka menganggap masalah kita yang paling berat, padahal banyak masalah teman-teman dan orang di sekeliling kita yang punya masalah jauh lebih berat. Kita tidak tahu karena kita tidak cukup membuka diri terhadap mereka, menyediakan diri untuk memahami kehidupan mereka. Pikiran kita terfokus pada masalah kita sendiri sampai tidak tahu kalau ada teman yang kesusahan atau tetangga yang perlu bantuan. Nah, buatlah diri kita berarti bagi orang lain. Tidak usah harus menjadi pahlawan, lakukan saja apa yang semestinya dan bisa kita lakukan untuk meringankan beban hidup orang lain. Kita bahagia kalau kita bisa membantu orang lain. Bukankah kita hidup di dunia ini untuk bisa membawa kebaikan dan berkah bagi sesama?Meskipun masalah remaja begitu kompleks, namun di dunia ini juga sudah tersedia jawaban dan solusinya. Kuncinya, remaja perlu bereksplorasi dan proaktif dalam menempuh petualangan hidupnya. Ketakutan dan berbagai perasaan itu pasti ada, tapi jangan sampai dijadikan alasan untuk berhenti berjalan. Persoalan saat ini jangan menjadi akhir dari segalanya. Perjalanan hidup masih panjang, masih banyak petualangan menarik untuk dilalui. Pandai-pandai mengelola perasaan dan persoalan selama berpetualang, sementara jangan kehilangan focus ke masa depan. Teruslah melangkah dan nikmati setiap moment dalam hidup ini sebagai anugerah kehidupan.

Semoga bermanfaat!
 
sumber: http://duniaremaja23.blogspot.com/2012/06/masalah-remaja-jaman-sekarang-dan.html

masalah remaja saat ini

Remaja & Narkoba

oleh : Marsella Retno Asih Masalah utama remaja berawal dari pencarian jati diri. Mereka mengalami krisis identitas karena untuk dikelompokkan ke dalam kelompok anak-anak merasa sudah besar, namun kurang besar untuk dikelompokkan dalam kelompok dewasa. Hal ini merupakan masalah bagi setiap remaja di belahan dunia ini.
Oleh karena pergumulan di masa remaja ini, maka remaja mempunyai kebutuhan sosialisasi yang seoptimal mungkin, serta dibutuhkan pengertian dan dukungan orangtua dan keluarga dalam kerentanan di masa remaja.
Bila kebutuhan remaja kurang diperhatikan, maka remaja akan terjebak dalam perkembangan pribadi yang “lemah”, bahkan dapat dengan mudah terjerumus ke dalam belenggu penyalahgunaan narkoba.
Hingga sekarang, penyalahgunaan narkoba semakin luas di masyarakat kita, terutama semakin banyak di kalangan para remaja yang sifatnya ingin tahu dan ingin coba-coba. Banyak alasan mengapa banyak yang terjerumus ke bahan terlarang dan berbahaya ini kemudian tidak mampu melepaskan diri lagi. Alasannya antara lain:
1. hal ini sudah dianggap sebagai suatu gaya hidup masa ini
2. dibujuk orang agar merasakan manfaatnya
3. ingin lari dari masalah yang ada, untuk merasakan kenikmatan sesaat
4. ketergantungan dan tidak ada keinginan untuk berhenti
..dan mungkin masih banyak alasan lainnya.
Ada baiknya kita mengintip sedikit tentang narkoba. Apa saja sih jenis-jenis narkoba? Menurut situs kespro dot info, pada dasarnya narkoba itu dibagi atas 4 kelompok, yaitu:
1. narkotika, terutama opiat atau candu.
2, halusinogenik, misalnya ganja atau mariyuana
3. stimulan, misalnya ekstasi dan shabu-shabu
4. depresan, misalnya obat penenang.
Masing-masing kelompok mempunyai pengaruh tersendiri terhadap tubuh dan jiwa penggunanya. Opiat, yang menghasilkan heroin atau “putauw†menimbulkan perasaan seperti melayang dan perasaan enak atau senang luar biasa, yang disebut euforia. Tetapi ketergantungannya sangat tinggi dan dapat menyebabkan kematian.
Marijuana atau ganja, yang termasuk
kelompok halusinogenik, mengakibatkan timbulnya halusinasi sehingga pengguna tampak senang berkhayal. Tetapi sekitar 40-60 persen pengguna justru melaporkan berbagai efek samping yang tidak menyenangkan, misalnya muntah, sakit kepala, koordinasi yang lambat, tremor, otot terasa lemah, bingung, cemas, ingin bunuh diri, dan beberapa akibat lainnya.
Bahan yang tergolong stimulan menimbulkan pengaruh yang bersifat merangsang sistem syaraf pusat sehingga menimbulkan rangsangan secara fisik dan psikis. Ecstasy, yang tergolong stimulan, menyebabkan pengguna merasa terus bersemangat tinggi, selalu gembira, ingin bergerak terus, sampai tidak ingin tidur dan makan. Akibatnya dapat sampai menimbulkan kematian.
Sebaliknya bahan yang tergolong depresan menimbulkan pengaruh yang bersifat menenangkan. Depresan atau yang biasa disebut obat penenang, dibuat secara ilmiah di laboratorium. Berdasarkan indikasi yang benar, obat ini banyak digunakan sesuai dengan petunjuk dokter. Dengan obat ini, orang yang merasa gelisah atau cemas misalnya, dapat menjadi tenang. Tetapi bila obat penenang digunakan tidak sesuai dengan indikasi dan petunjuk dokter, apalagi digunakan dalam dosis yang berlebihan, justru dapat menimbulkan akibat buruk lainnya.
Apa akibat penyalahgunaan narkoba?
Pada dasarnya akibat penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi akibat fisik dan psikis. Akibat yang terjadi tentu tergantung kepada jenis narkoba yang digunakan, cara penggunaan, dan lama penggunaan.
Beberapa akibat fisik ialah kerusakan otak, gangguan hati, ginjal, paru-paru, dan penularan HIV/AIDS melalui penggunaan jarum suntik bergantian. Sebagai contoh, sekitar 70 persen pengguna narkoba suntikan di Cina tertular HIV/ AIDS. Di Indonesia, sejak beberapa tahun terakhir ini jumlah kasus HIV/AIDS yang tertular melalui penggunaan jarum suntik di kalangan pengguna narkotik tampak meningkat tajam. Akibat lain juga timbul sebagai komplikasi cara penggunaan narkoba melalui suntikan, misalnya infeksi pembuluh darah dan penyumbatan pembuluh darah.
Di samping akibat tersebut di atas, terjadi juga pengaruh terhadap irama hidup yang menjadi kacau seperti tidur, makan, minum, mandi, dan kebersihan lainnya. Lebih lanjut, kekacauan irama hidup memudahkan timbulnya berbagai penyakit.
Akibat psikis yang mungkin terjadi ialah sikap yang apatis, euforia, emosi labil, depresi, kecurigaan yang tanpa dasar, kehilangan kontrol perilaku, sampai mengalami sakit jiwa.
Akibat fisik dan psikis tersebut dapat menimbulkan akibat lebih jauh yang mungkin mengganggu hubungan sosial dengan orang lain. Bahkan acapkali pula merugikan orang lain. Sebagai contoh, perkelahian dan kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena pelaku tidak berada dalam keadaan normal, baik fisik maupun psikis.
Narkoba yang Adiktif
Penggunaan narkoba dapat menimbulkan ketergantungan. Ketergantungan terhadap narkoba ternyata tidak mudah diatasi. Meski cukup banyak remaja yang berjuang untuk keluar dari ketergantungan narkoba, acap kali mereka jatuh kembali. Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah meluncurkan program substitusi obat dengan menggunakan metadon. Diharapkan dengan pemberian metadon ini penggunaan narkoba suntikan dapat dikurangi atau dihentikan. Penggunaan narkoba suntikan amat berisiko menularkan penyakit Hepatitis C dan HIV.
Penelitian di RS Cipto Mangunkusumo mendapatkan angka kekerapan Hepatitis C di kalangan pengguna narkoba suntikan mencapai 77 persen. Sedangkan kekerapan HIV pada pengguna narkoba suntikan di Indonesia berkisar antara 60 persen sampai 90 persen.
Dukungan Sangat Penting
Setelah beban fisik pengguna narkoba suntikan dapat diatasi, maka masih ada beban psikologis dan sosial. Beban psikologis dan sosial ini kadang-kadang amat berat sehingga dapat menyebabkan remaja kambuh kembali menggunakan narkoba suntikan. Oleh karena itu, perlu diwujudkan lingkungan yang mendukung. Di Indonesia lingkungan yang paling penting adalah keluarga. Kesediaan keluarga untuk menerima remaja yang pernah menggunakan narkoba suntikan di tengah keluarga merupakan dukungan yang amat berharga. Sebagian remaja dapat meneruskan pendidikannya dan memperoleh pekerjaan. Namun, sebagian lagi tak mungkin meneruskan sekolah dan harus menghadapi kenyataan bahwa mereka harus berjuang untuk hidup dengan bekal pendidikan yang terbatas.
Hendaknya kita dapat meningkatkan berbagai potensi yang ada di tengah masyarakat. Kita perlu bergandeng tangan untuk mencegah remaja menggunakan narkoba.
Adapun bagi remaja yang telah menggunakan diperlukan layanan yang terpadu untuk membawa mereka kembali ke tengah masyarakat. Layanan tersebut rumit dan memerlukan upaya jangka panjang, tetapi semua upaya itu patut kita kerjakan karena sebagian masa depan Indonesia ada di tangan mereka mereka/

sumber: my email: beruang_batmen@yahoo.com

Minggu, 11 November 2012

SHINEE




 s

taylor swift- we are never ever getting back together

We Are Never Ever Getting Back Together Lyrics
by Taylor Swift
 

I remember when we broke up
The first time saying “This is it, I’ve had enough!”
Cause like we hadn’t seen each other in a month
When you said you needed space (what?)
Then you come around again and say
“Baby, I miss you, and I swear I’m gonna change”
Trust me, remember how that lasted for a day?
I say “I hate you”, we break up, you call me “I love you”

Ooooh-ooh ooh ooh ooh
We called it off again last night but
Ooooh-ooh ooh ooh ooh
This time I’m telling you, I’m telling you

We are never ever, ever getting back together
We are never ever, ever getting back together
You go talk to your friends, talk to my friends, talk to me
But we are never ever, ever, ever getting back together
(Like. Ever.)

I’m really gonna miss you picking fights
And me falling for it screaming that I’m right
And you would hide away and find your peace of mind
With some indie record that’s much cooler than mine

Ooooh-ooh ooh ooh ooh
You called me up again tonight but
Ooooh-ooh ooh ooh ooh
This time I’m telling you, I’m telling you

We are never ever, ever getting back together
We are never ever, ever getting back together
You go talk to your friends, talk to my friends, talk to me (talk to me)
But we are never ever, ever, ever getting back together

Ooooh-ooh ooh ooh ooh (yeah)
Ooooh-ooh ooh ooh ooh (yeah)
Ooooh-ooh ooh ooh ooh (yeah)
Oh ohhh

I used to think that we were forever, ever
And I used to say “Never say never”

[spoken]
So he calls me up and he’s like
“I still love you” and I’m like, I’m just
This is exhausting, you know like
We’re never getting back together
Like ever.

No, we are never ever, ever getting back together
We are never ever, ever getting back together
You go talk to your friends, talk to my friends, talk to me
But we are never ever, ever, ever getting back together, we

(Ooooh-ooh ooh ooh ooh
Ooooh-ooh ooh ooh ooh)
Getting back together, we
(Ooooh-ooh ooh ooh ooh)
Ohh, getting back together, yeah

You go talk to your friends, talk to my friends, talk to me (talk to me)
But we are never ever, ever, ever getting back together

 

sumber: http://www.liriklagulyrics.com/taylor-swift-we-are-never-ever-getting-back-together-lyrics/